Hiruk pikuk khawatir mengalihkan usaha kita
Untuk saling bertemu pada frekuensi satu temu
Padahal ini tahap krusial untuk bersiap
Tapi berbenah tak pernah menjadi nyata
Dan gerakmu lambat
Melawan gentingnya egoku akan karirku
Akan mimpi dan masa depan
Padahal menjadikan mungkin adalah sangat mungkin
Karena di antara rentetan peristiwa
Kamulah titik terang jawaban
Yang dijabah Tuhan dalam doa-doa panjang
Dan ku ceritakan sebagai ambisi
Kamu sibuk melihat yang sepele
Aku sibuk mengumpan, dan beroleh senyap
Apa bagimu aku adalah lain yang tak masuk hitungan
Atau bagimu kita dua titik magnet yang saling bertolak
Kamu tidak perlu kewalahan bersikap keren
Karena bagiku kamu bintang yang dilihat tiga orang majus
Bisakah kita membentuk pola tanpa terus membentur
Karena aku bisa merasa gaduh pikiranmu tapi
Sedari tadi aku duduk menunggu percakapan baru
Jika akhirnya kita berhenti pada kata sudah
Maka akan ku pahami itu
Sebagai kata menyerah