Cari Blog Ini

Selasa, 22 Januari 2013

Dari Senja Hingga Perasaan yang Sumbang


Senja mengajarkan kita bagaimana menghormati gelap, karena ialah yang membawanya.
- - - -
Kerutan di matamu jauh lebih samar daripada kerutan di dalam hatimu.
- - - -
Saat si pelangi maju di peraduan ia gugur oleh senja di kedua bola matamu.
- - - -
Terus tatap gelas ini sayang. Aku akan menyulap isinya pindah di pipiku.
- - - -
Pradugaku bahwa si ‘jarak’ berhasil mengalahkan si ‘deadline’ dalam lomba marathon tempo lalu. Kini ia selalu memburuku hingga frustasi.
- - - -
Aku tahu betul perubahan rasa indomie masakan papa kemudian mama. Papa pedas dan asin sedangkan mama pedas dan sedikit tawar.
- - - -
Hujan perlu diajari bersopan santun untuk menyantuni para jomblo yang galau di bawah terpaannya.
- - - -
Ada secercak rindu pada kain perca yang kau cacah hingga antah berantah.
- - - -
Musim penghujan mengemas ibukota dalam penampilan baru. Kolam raksasa.
- - - -
Bonekaku gundul tetapi lebih asyik botak-botak pacul.
- - - -
Kopi sore ini harum-harum pahit. Seperti dirimu. Luarnya oke, dalamnya what the hell.
- - - -
Aku malas-malasan di kursi malas sambil pasang muka memelas dan parahnya tukang las kira aku sedang menunggu ambulans.
- - - -
Jika kamu dan aku adalah timbangan, pasti berat kita tidak setimbang dan perasaan kita sumbang.
- - - -                                         
Sekian dan terima kasih. 

Another Post You May Interest

Your Hardliner

going to a grocery market wanna buy you a bouquet of bliss to celebrate us for not any order then the servant just tell me an anec...

What's Popular?